Istilah Agribisnis*)
Agribisnis,
dalam bahasa Inggris agribusiness,
terdiri atas dua kata, agri dan business (bisnis). Kata awal “agri”
berasal dari agriculture (pertanian),
maka agribisnis diartikan sebagai bisnis di bidang pertanian, dalam arti pertanian
sebagai sebuah industri.
Selain
agribisnis, juga ditemukan istilah lain yang digunakan dengan arti yang tidak
sama tetapi dianggap sama dengan agribisnis, yakni agrobisnis. Kata “agro“
mungkin paling banyak digunakan dalam penamaan perusahaan-perusahaan di bidang
pertanian, contohnya: Agro Product
Exporters (perusahaan jasa informasi jaringan eksportir produk-produk
agribisnis, India); Coastal AgroBusiness
(perusahaan distribusi input-input pertanian, USA); PT Agro Harapan Lestari,
Fangiono Agro Plantation (Indonesia), dan masih banyak lagi. Kata awal ini juga
ditemukan penggunaannya dalam penamaan perkumpulan pemerhati agribisnis, yakni
Masyarakat Agribisnis-Agroindustri Indonesia” (MAI).
Kamus The American Heritage dan Merriam Webster mengidentikkan pertanian (agricultural) dengan agro-industrial atau industri-agro, atau singkatnya boleh diartikan industri di bidang agro. Lantas, apa arti kata “agro”?
Kedua
kamus menjelaskan bahwa kata “agro” berasal dari kata agros (Gr), anger atau agr- (Lt), atau field (Ing), yang mengandung arti tanah atau hamparan lahan. Kata yang
sama juga digunakan dalam istilah agronomy,
yang terdiri atas dua kata, yaitu agro
atau agros (Gr), atau field (Ing); dan nomos (Gr) atau arrange
(Ing). Gabungan kedua kata berati menata tanah. Sebagai sains, agronomi
merupakan cabang ilmu pertanian tentang pertanaman (The theory and practices of field-crop production and soil management,
Webster).
Dari
informasi di atas ini, dapatlah dibuat kesimpulan sebagai berikut. Kata agro
yang digunakan di dalam penamaan aktivitas yang bertalian dengan pertanian diambil
dari kata agronomi. Kesimpulan ini konsisten dengan diidentikkannya agriculture dan agroindustrial, bahwa pertanian identik dengan industri[1]
pertanaman. Dengan kata lain, himpunan dari kegiatan-kegiatan produksi
pertanaman membentuk sebuah industri yang diberi nama pertanian. Hal ini
berarti bahwa lingkup dari agrosnomos
(agronomi) lebih sempit daripada lingkup agriculture;
agronomi hanya salah satu unsur pertanian.
Pertanian,
setidaknya mencakup kegiatan produksi dan pengolahan. Karena kegiatan produksi
pertanian (modern) dijalankan dengan memadukan unsur alam dan input buatan
manusia maka terbentuklah kegiatan lain, yaitu produksi input pertanian. Demikian
pun halnya, karena keluaran (output)
pertanian berupa produksi (tanaman, ternak, ikan) ditujukan untuk konsumsi
manusia maka terbentuk pula kegiatan distribusi atau pemasaran. Baik kegiatan
di atas tanah (agronomi) maupun kegiatan-kegiatan lain yang bertalian
(pengolahan hasil, produksi input, dan pemasaran) diselenggarakan dengan
perhitungan untung-rugi secara finansial, mereka disebut bisnis[2].
Karena bisnis ini berbeda dengan jenis bisnis lainnya maka perlu diberi “label”
penyerta di depannya, yaitu kata agri-. Dalam hal ini, penggunaan kata agro- dipandang
tidak tepat. Oleh karena itu, dalam konteks kepentingan akademik, analisis dan studi
ilmiah, dan kepentingan formal lainnya, dianjurkan menggunakan istilah agribisnis,
bukan agrobisnis. Untuk penamaan obyek-obyek di luar pertanian, seperti perusahaan-perusahaan
di bidang pertanian, dapat digunakan kata agro.
Atas
dasar pemikiran tentang istilah agribisnis, sebagai mana dipaparkan di atas ini
akan menjamin konsistensi dalam pemberian istilah terhadap jenis-jenis
aktivitas agribisnis yang dipilah menurut karakteristiknya. Sebagai contoh, Ricketts
dan Rawlins (2001) di dalam bukuny memperkenalkan istilah yang tidak ditemukan
di dalam buku-buku yang ditulis sebelumnya, yakni agrimarketing dan agriservis,
berturut-turut mengacu pada komponen pemasaran dan penyedia jasa.
Untuk
kata awal yang digunakan hendak pada kegiatan bisnis wisata pertanian, perlu
jelas dasar pemikirannya. Apabila obyeknya pertanaman (agronomi) maka istilah
yang tepat adalah agro-wisata; namun jika obyeknya pertanian (agriculture), istilah yang tepat adalah
agriwisata. Dalam kenyataan, wisata dengan obyek hanya pertanaman
Ada
pula istilah lain yang memiliki kesamaan dengan agronomi, yaitu agroforestry. Kata agro sama artinya pada
kedua istilah, yaitu mengolah tanah atau field.
Perbedaanya hanya pada jenis tumbuhan: agronomi untuk tanaman pangan dan
perkebunan, sedangkan agroforestry campuran
antara tanaman hutan, semak, dan tanaman pertanian (ataupun ternak)[3].
Definisi Agribisnis
Definisi
agribisnis yang dijumpai dalam buku-buku teks berbeda-beda, meskipun
pokok-pokoknya sama. Hampir setiap penulis buku mengemukakan definisinya tentang agribisnis, namun dalam pengamatan kami, esensinya sama, perbedaan hanya dalam versi mengungkapkan. Berikut ini dikemukakan definisi agribisnis dari beberapa
penulis yang dianggap mewakili untuk kepentingan-kepentingan formal.
1)
Taylor (1993): agribisnis sebagai mencakup
semua aktivitas produksi, pengolahan, dan pemasaran produk-produk pertanian dan
perikanan. Di dalamnya terkait pula produksi input, penyediaan jasa-jasa, dan
distribusi produk dari usahatani hingga ke konsumen.
2)
Definisi oleh Downey dan Trocke (1981),
lebih sederhana: agribisnis terdiri atas tiga sektor yang secara ekonomi
berhubungan secara interdependensi. Ketiganya adalah sektor input, sektor
usahatani, dan sektor produk.
3)
Timka dan Birkenholz (1984): agribisnis
adalah semua usaha yang berorientasi profit (profit-motivated activities)
yang meliputi penyediaan input pertanian, pengolahan, pemasaran, transportasi,
dan distribusi produk pertanian ke konsumen.
4)
Davis dan Golberg (1957), dua ilmuan dari Chicago Business School yang pertama kali memperkenalkan
istilah agribisnis[4]: agribisnis sebagai
keseluruhan operasi yang meliputi produksi dan pemasokan input usahatani,
produksi di usahatani, penyimpanan, pengolahan, dan distribusi produk-produk
usahatani.
5)
Roy (1980), berbeda dengan keempat definisi
yang disebut terdahulu: agribisnis sebagai ilmu tentang koordinasi penyediaan
input, produksi, prosesing, dan distribusi produk pertanian.
Dalam
semua definisi yang dikemukakan di atas ini terdapat dua kesamaan pokok, yakni:
pertama, bahwa agribisnis mencakup seluruh proses dan aktivitas mulai dari
produksi input usahatani sampai tibanya produk agribisnis di tangan konsumen.
Dalam hal ini, agribisnis dipandang sebagai sebuah sistem yang dibangun oleh
aktivitas-aktivitas bisnis. Kedua, aktivitas-aktivitas bisnis itu digolongkan
menurut karakteristiknya masing-masing. Produksi input usahatani dibedakan
dengan produksi dalam usahatani karena keduanya berbeda karakteristik; berbeda pula
dengan aktivitas pengolahan hasil, jasa marketing, dan seterusnya. Kegiatan-kegiatan
ini identik dengan entitas bisnis (business
entity). Dari semua definisi agribisnis di atas ini, dapat dirumuskan
sebuah definisi rangkuman, sebagai berikut.
Agribisnis, sebagai
sistem, adalah keseluruhan rangkaian
aktivitas bisnis yang bertalian dengan pertanian, yang
terkait secara fungsional antara satu dengan yang lain.
Agribisnis sebagai aktivitas, atau entitas bisnis,
adalah semua jenis aktivitas yang bertalian dengan pertanian dan yang
dijalankan dengan perhitungan untung-rugi secara finansial.
Pemilahan agribisnis sebagai sistem dan
sebagai entitas bisnis diperlukan untuk kepentingan analisis, baik dalam
konteks penyusunan teori maupun
aplikasinya dalam studi, analisis, dan perumusan kebijakan.
*)(Diangkat dari buku ajar: “Agribisnis: Konsep Dasar dan Perspektif Pengembangan”. Prodi Agribisnis, Fak. Pertanian Unsrat 2004, disusun oleh Jen Tatuh).
*)(Diangkat dari buku ajar: “Agribisnis: Konsep Dasar dan Perspektif Pengembangan”. Prodi Agribisnis, Fak. Pertanian Unsrat 2004, disusun oleh Jen Tatuh).
Riferensi
Davis, John H., Ray A. Goldberg. 1957. A Concept of Agribusiness. Harvard
Business School, Boston.
Downey, W, David., John K. Trocke.
1981. Agribusiness Management.
MacGraw-Hill Int. Book Coy., Auckland.
Ricketts, Cliff., Omri Rawlins. 2001. Introduction to Agribusiness. Delmar,
Thomson Learning. US.
Roy, Ewell P. 1980. Exploring Agribusiness. Danville.
Sinaga, Rudolf. 1975. Program Agribisnis di Negara-Negara Tetangga
Indonesia. Bahan Seminar, Jur. SOSEK IPB.
Tatuh, Jen., Hanny Anapu. 2000. Tentang Sistem Agribisnis. Dalam Djohan
D., dan Bayu Krisnamurthi (Ed). Membangun Koperasi Pertaninian Berbasis
Anggota. LSP2I, Jakarta.
Taylor, Donald M. 1993. Agroindustry Development: an Overview. Bogor Agr. Univ.
Timka, Joseph J., Robert J. Birkenholz.
1984. Introduction to Agribusiness Unit.
Columbia.
Wojtkowski, Paul A. 2002. Agroecological Perspectives in Agronomy,
Forestry and Agroforestry. Science
Publishers Inc., Enfield, NH.
[1]Istilah
industri menurut konsep teori ekonomi, bukan konsep keteknikan (manufacture).
[2]Ricketts
dan Rawlins (2001) mendefinisikan bisnis adalah setiap kegiatan yang dijalankan
dengan perhitungan untung-rugi secara finansial.
[3]Agroforestry: “a system of land use in
which harvestable trees or shrubs are grown among or around crops or on
pastureland, as a means of preserving or enhancing the productivity of the land”.
The American Heritage® Dictionary of the English Language, Fourth Edition
copyright ©2000 by Houghton Mifflin Coy. Updated in 2009.
[4]Robert P. King, Michael Boehlje, Michael
L. Cook, and Steven T. Sonka. 2010. “Agribusiness Economics and Management”, Amer.
J. Agr. Econ. 92(2): 554–570.
Terima kasih Pak utk tulisan-tulisannya. Tulisan Bpk makin mempertajam pemahaman saya mengenai apa itu agribisnis, dari mana asalnya, dll... Dasar teorinya jelas. Kami tunggu artikel yang lain Pak
ReplyDeleteGarry
Terima kasih Pak. Semoga Informasi yang Bapak sebarkan semakin bermanfaat untuk orang banyak.
ReplyDelete